Infotoday.id Aceh Utara : Yayasan Raudhatul Ulum menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Raudhatul Ulum tidak memiliki kendala apapun dalam pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Bank Syariah Indonesia.
Program Indonesia Pintar merupakan program bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah untuk peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin.
Ketua Pembina Yayasan Raudhatul Ulum H Ismed Aj Hasa,S,Sos di Lhoksukon, Minggu (16/7/2023) mengatakan bahwa di SMP Swasta Raudhatul Ulum yang beralamat di Gampong atau Desa Alue Ngoen, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara terdapat sebanyak 52 siswa yang mendapatkan dana PIP.
“Sebanyak 52 siswa SMP Swasta Raudhatul Ulum yang diusulkan mendapatkan beasiswa PIP tahap kedua, mungkin bulan Agustus ini sudah bisa ditransfer ke rekening masing-masing siswa,” katanya.
Ismed mengaku selama ini melakukan pencairan dana PIP di BSI dan tidak ada kendala apapun. Jadi tidak benar jika ada informasi bahwa dana PIP tidak bisa dicairkan melalui BSI dan harus melalui bank konvensional.
Terkait masih banyakan pelajar Aceh yang harus mencairkan dana PIP ke Bank BRI cabang Binjai, Ismed menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi akibat pelajar yang menerima dana PIP tersebut belum melakukan mutasi atau pemindahan rekening.
“Padahal, Kemendikbud sudah melakukan sosialisasi ke dinas dan dinas ke sekolah terkait pemindahan rekening penerima dana PIP yang ada di Aceh ke rekening BSI, mengingat di Aceh sudah tidak ada lagi bank konvensional,”ucapnya.
Sebelumnya, kata Ismed, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh sudah mengabarkan bahwa pencairan dana PIP dari Bank konvensional ke BSI sudah berjalan sejak September 2021 lalu dan prosesnya berjalan dengan baik tanpa terkendala apapun.
“Jadi, tidak perlulah persoalan ini menjadi polemik untuk mengembalikan Bank konvensional ke Aceh, apalagi pelayanan dari BSI sejauh ini aman-aman saja, meskipun beberapa waktu yang lalu terdapat kendala akibat sistem eror, tapi sekarang kan sudah normal kembali,”ujar Ismed yang juga merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.
Ismed mengajak masyarakat Aceh untuk tidak lagi berpolemik terkait bank yang ada di Kota Serambi Mekkah ini. Apalagi masyarakat Aceh selama ini sudah bersusah payah bersama-sama untuk beradaptasi dari bank konvensional ke bank syariah.
“Sudahlah, kita harus maju, jangan berpikir ke belakang lagi. Jangan memulai dari nol lagi, sama-sama kita mendukung penerapan bank syariah di Provinsi yang memiliki kekhususan di Indonesia,” tutup Ismed.