Infotoday.id, Tanjungpinang – Ratusan mahasiswa berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) depan kantor DPRD Provinsi Kepulauan Riau Dompak, Senin (12/09).
Sebelum ke Kantor DPRD Kepri, ratusan mahasiswa berkumpul terlebih dahulu di Kampus Umrah Dompak kemudian berjalan kaki ke kantor DPRD namun setibanya di DPRD Provinsi Kepri rombongan mahasiswa sudah terlebih dahulu di hadang kawat berduri oleh petugas keamanan gabungan.
Dalam aksi unjuk rasa sempat terjadi dorongan antara mahasiswa dan pihak keamanan. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa ingin memasuki kantor DPRD Provinsi Kepri dan ingin menemui anggota dewan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Keinginan mahasiswa tersebut tak tercapai lantaran barisan pihak keamanan dari Polresta Tanjungpinang masih terlihat kokoh. Aksi dorong – doronganpun tak terelakan mahasiswa dengan aparat keamanan.
Merespon tuntutan mahasiswa tersebut,
Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak bertemu langsung para mahasiswa untuk berdialog serta menandatangani surat deklarasi penolakan kenaikan harga BBM
Situasi menjadi panas, lantaran adanya aksi pelemparan batu sehingga menjadi kericuhan, Sekwan DPRD Provinsi Kepri Martin Luther Maromon menjadi korban pelemparan yang tidak diketahui berasal dari tangan siapa. Sehinggga keinginan para pendemo tidak bisa dipenuhi oleh Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau tersebut.
Akibat kericuhan tersebut, salah satu pendemo dilarikan kerumah sakit oleh pihak Kepolisian.
Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol H Ompsunggu mengungkapkan bahwa aspirasi mahasiswa tersebut telah diterima oleh Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau.
“Tadi sudah di terima oleh Ketua DPRD Provinsi Kepri dan berjalan dengan baik, tapi mahasiswa memaksa menandatangani. Ketua DPRD Provinsi menyampaikan akan dirapatkan mengenai aspirasi mereka.
“Kami sampaikan silahkan menyampaikan aspirasinya dengan baik dan teratur ketua DPRD sudah duduk bersama dengan kita di lapangan supaya apa yang di sampaikan diterima tetapi karena terus memaksa kami selesaikan supaya tidak terlalu memaksakan kehendak,” jelasnya.
Kapolres menyebutkan pihaknya mendorong para mahasiswa supaya tetap tertib. Terkait salah seorang yang sakit mereka ikutkan demo maka dari itu pihaknya membawa ke Klinik Polresta karena sebelum demo yang bersangkutan jatuh dari motor dalam kondisi sakit dan terdapat luka di balutin perban
“Itu sebelum demo dia sudah jatuh dari motor makannya saya bawa melalui dokkes kita. Untuk jumlah anggota yang diturunkan sebanyak 400 personel gabungan dari TNI/Polri Satpol PP, Brimob serta dari Polres Bintan,” pungkasnya.
(Suaib)