HeadlineKepriTanjungpinangTerkiniTrend

Pulau Penyengat Semakin Bedelau di Tangan Ansar Ahmad

×

Pulau Penyengat Semakin Bedelau di Tangan Ansar Ahmad

Sebarkan artikel ini
Masjid Raya Sultan Riau atau disebut juga Masjid Sultan Riau merupakan salah satu masjid tua dan bersejarah di Indonesia yang berada di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

INFOTODAY.ID. TANJUNGPINANG- Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura, mulai melakukan kampanye perdana di Pulau Penyengat, Jumat (27/09/2024) sekitar pukul 19.30 WIB, sampai selesai. Titik kampanyenya berada di lapangan belakang kantor kelurahan Penyengat. Kini Pulau Penyengat lebih indah dan bedelau di tangah Ansar Ahmad.

Keberadaan pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata religi, wisata sejarah sekaligus wisata budaya yang ada di kota Tanjungpinang tampil semakin memikat dengan wajah baru setelah di revitalisasi oleh Pemerintah Provinsi Kepri, yakni Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Penyengat kini membuat para tetamu pangling.

Pembangunan yang sudah dilakukan Pemprov Kepri di nahkodai Ansar Ahmad dimulai dari ponton HDPE, akses jalan hingga masjid yang menjadi ikon utama di pulau Penyengat, sekarang tampak lebih cerah dan memesona.

Dengan berbagai peninggalan sejarah kerajaan serta peradaban Islam di Tanah Melayu, Pulau Penyengat menghadirkan warna tersendiri bagi penikmat wisata di Kepulauan Riau. Karena masih banyak peninggalan sejarah Melayu yang bisa dilihat sampai sekarang di pulau yang pernah menjadi mas kawin yang diberikan oleh Sultan Riau Penyengat kepada Engku Puti R. Hamidah.

Karena itupulalah, Pulau Mungil yang berada di Ibukota Provinsi Kepri Tanjungpinang ini menjadi salah satu yang di usulkan menjadi Warisan Budaya Dunia di UNESCO. Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI) Sandiaga Uno menyatakan lika Pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata sejarah dan halal bagi para wisatawan.

Baru baru ini, Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Pulau Penyengat menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia yang berbasis 3 S yakni Spiritual (spiritual), Serenity (ketenangan) dan Sustainability (keberlanjutan).

Bahkan di tangah Ansar Ahmad, ia dia yakin dengan perubahan dan juga penataan kawasan Pulau Penyengat mampu menarik kunjungan wisatawan baik mancanegara ataupun domestik.

Pemerintah Provinsi Kepri pun berkomitmen melakukan langkah merevitalisasi kawasan Pulau Penyengat agar mampu lebih menarik kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepri. Hal ini juga bagian dari upaya mempercepat pemulihan ekonomi dari sektor pariwisata.

Gubernur Kepri H Ansar Ahmad kemudian mengambil kebijakan untuk merevitalisasi beberapa kawasan pulau Penyengat baik itu pemugaran Masjid Raya Penyengat, Kawasan Jalan Di depan Masjid Penyegat hingga ke balai adat serta beberapa kawasan di sekitar Masjid Raya Penyengat. Hingga mengganti permadani masjid dengan permadani yang didatangkan langsung dari Turki.

Ditahun 2022 lalu, Gubernur Kepri H Ansar Ahmad telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp30,8 miliar untuk menata dan mempercantik kawasan pulau Penyengat agar semakin cantik dan menjadi icon wisata Religi yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Dan akan dilanjutkan lagi di tahun 2023 ini dental anggaran sebesar Rp43 miliar.

“Bertahun-tahun kita menganggap Pulau ini sebagai Pulau bersejarah yang layak dijadikan objek wisata. Namun penampilannya kurang mendukung untuk dijual. Oleh karena itu, kita mencoba berdiskusi dengan para tokoh adat, toko budaya hingga para zuriat untuk bersama-sama memikirkan bagaimana agar Penyengat memiliki wajah yang lebih memikat wisatawan untuk datang. Dan solusinnya kita separatystów melakukan revitalisasi,” kata Ansar Ahmad.

Tak hanya itu, Masjid Raya Penyengat pun kembali dipugar dengan mengganti lantai masjid dengan lantai marmer khusus yang membuat lantai Masjid Raya Penyengat tetap sejuk meskipun dalam cuaca panas.

Selain mengganti lantai masjid, Gubernur Kepri H Ansar Ahmad juga memasak karpet masjid yang khusus dipesan dari Turki agar tampilan masjid Raya Penyengat tetap mengutamakan kesan heritagenya.

Penataan masjid pun dilakukan dengan berbagai kajian dan survei khusus agar revitalisasi masjid Raya Penyengat ini tetap dilakukan dengan tetap menjaga nilai dan kekhasan masjid ini di masa dulu.

Selain menganti lantai dan karpet masjid Pemerintah Provinsi Kepri juga melakukan perbaikan tempat wudhu dan toilet, pengecatan masjid, perbaikan menara, pemasangan aksesoris, penataan ruang terbuka hijau, optimalisasi ruang dokumenter, hingga pemasangan videotron di depan masjid agar menambah estetika kawasan pulau Penyengat.

Said salah satu masyarakat pulau penyengat mengapresiasi pemerintah Provinsi Kepri khususnya Gubernur Kepri H Ansar Ahmad dengan kebijakannya ini.

“Kami senang lah, dengan ditata dan dipercantik gini,pulau Penyengat akan semakin ramai dengan wisatawan,” ujar Said.

Hal tersebut lanjut Said sangat berdampak pada ekonomi masyarakat pulau Penyengat. Mengingat cukup banyak dari masyarakat pulau penyengat yang menggantungkan hidupnya dari berjualan kuliner dan makanan khas pulau Penyengat.

“Kami harap pulau Penyengat ramai lagi, semakin menjadi destinasi wisata sejarah religi bagi masyarakat di Provinsi Kepri khususnya kota Tanjungpinang,” jelas Said.

Said menjelaskan dengan indah dan cantiknya pulau Penyengat akan menambah kunjungan wisatawan ke pulau Penyengat.

Sehingga membuat masyarakat Penyengat yang notabene membawa pompong penumpang, ojek motor Penyengat dan berdagang makanan dan kuliner dapat meningkat ekonominya.

“Tentu saja kami selaku masyarakat Penyengat senang dengan ada revitalisasi kawasan pulau Penyengat ini yang tak hanya merubah tampilan Pulau Penyengat semakin aestetik namun juga masyarakat juga membantu ekonomi masyarakat sekitar,” jelas Said.

Tak hanya Said, Edi yang cukup sering mengunjungi Pulau Penyengat merasa penataan kawasan pulau Penyengat oleh Gubernur Kepri H Ansar Ahmad ini sangat bagus dan sangat dibutuhkan masyarakat.

“Karena selaku masyarakat yang berkunjung ke Penyengat pasti ingin ibadah dengan nyaman, adem dan tenang, sehingga penataan yang dilakukan ini sangat pas lah buat pengunjung ,” tegas Edi.

Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), H. Abdul Halim Iskandar, bersama Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad dan jajaran, melakukan wisata religi ke Pulau Penyengat.

Pria yang akrab disapa Gus Halim dan rombongannya ini memulai perjalanan dengan menunaikan shalat Dhuha di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Setelah itu, mereka disuguhi makan khas Melayu, seperti nasi dagang dan telur rebus.

Kemudian, mereka melanjutkan kunjungan dengan mengunjungi kompleks makam Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah. Setelah itu, Gus Halim dan Gubernur Ansar bergegas menuju kompleks makam Raja Hamidah/Engku Puteri Hamidah dan makam Pahlawan Nasional Raja Ali Haji. Sesampainya di ketiga makam tersebut, Mendes PDTT dan Gubernur Ansar memanfaatkan kesempatan untuk mengirimkan doa.

Gus Halim mengungkapkan bahwa ia merasa senang karena bisa mengunjungi Pulau Penyengat meski dalam jadwal yang sangat padat pada acara Peringatan Hari BUMDesa tingkat Nasional di Bintan. Ia juga mengatakan bahwa sudah 7 tahun sejak terakhir kalinya ia berkunjung ke pulau religi ini.

“Sudah 7 tahun terakhir kali saya mengunjungi Pulau Penyengat. Saat ini pulau ini terlihat lebih rapi dan cantik, karena jalan-jalannya sudah diperbaiki dan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat juga terlihat indah setelah direvitalisasi. Terima kasih kepada Gubernur Ansar yang sudah merevitalisasi pulau ini pada tahun 2022,” ujar Gus Halim.

Gus Halim berharap agar masyarakat Kepri dapat bersama-sama menjaga kelestarian budaya di Pulau Penyengat. Ia menegaskan bahwa menjaga kelestarian budaya adalah hal yang wajib dilakukan. Dengan memperkenalkan peninggalan budaya asli daerah kepada masyarakat luar, budaya tersebut akan terus terjaga dan tidak hilang tergerus kemajuan zaman

Gubernur Ansar meyakini dengan semakin indah dan cantiknya pulau Penyengat akan menambah jumlah kunjungan wisatawan ke pulau Penyengat. Sehingga membuat masyarakat Penyengat yang notabene membawa pompong penumpang, ojek motor Penyengat dan pedagang makanan dan minuman serta pengusaha kuliner dapat meningkatkan ekonominya.

“Kami harap Pulau Penyengat ramai dikunjungi oleh wisatawan nusantara dan manca negara dan semakin menjadi destinasi wisata sejarah religi bagi masyarakat di Provinsi Kepri khususnya masyarakat Kita Tanjungpinang,” jelas Gubernur Ansar.

Ansar menyatakan, ia akan melanjutkan penataan Pulau Penyengat di tahun 2024 ini sudah menjadi bagian niat Gubernur Kepri H.Ansar Ahmad yang menginginkan pulau bersejarah tersebut lebih menarik untuk dikunjungi sebagai objek wisata sejarah, budaya dan religi di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Dengan kondisi fiskal relatif kecil di APBD Kepri, Gubernur Ansar pun dalam hal ini melibatkan Pemerintah Pusat. Tepatnya Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad didampingi Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Provinsi Kepri Sayed Wahidin, melakukan audiensi ke kantor Dirjen Cipta Karya.

Ada sejumlah program kerja Pemprov Kepri yang disampaikan oleh Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad yang membutuhkan dukungan fiskal dari Pemerintah pusat, dalam hal ini melalui Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti.

Beberapa program tersebut diantaranya rencana pembangunan Monumen Tugu Bahasa Nasional di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.

Namun dalam kesempatan ini Gubernur Ansar lebih memfokuskan pembahasan kepada rencana pembangunan Monumen Tugu Bahasa Nasional di Pulau Penyengat yang sudah disetujui anggarannya oleh Kementerian Bappenas senilai Rp93 miliar.

“Anggaran sudah disetujui. Saat ini kita melakukan audiensi ke Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR untuk membicarakan detil designnya, dan ternyata masih di bahas. Sebelumnya kita sudah menyiapkan besic designya. Kita berharap pembahasan ditingkat pusat cepat final dan pembangunan Tugu Bahasa bisa segera kita mulai,” kata Gubernur Ansar usai beraudiensi.

Dalam kesempatan ini Gubernur Ansar juga meminta agar Dinas PUPR Kepri terus melakukan komunikasi secara intens dengan pihak Dirjen Cipta Karya terkait penyempurnaan design yang sudah disiapkan sebelumnya.

Rencana Pembangunan Monumen Tugu Bahasa Nasional merupakan sebagai salah satu bentuk penghargaan untuk memperingati asal lahirnya Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu dan dalam rangka pengembangan kawasan cagar budaya di pulau penyengat serta meningkatkan potensi wisata di kota Tanjungpinang

“Tugu bahasa ini akan menjadi ikon nantinya. Sebuah simbol sumber bahasa nasional yakni bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu. Dan kita yakin, dengan Ini nantinya penyengat akan lebih memiliki daya tarik. Dan akan lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ujar Ansar.

Adapun dipilihnya lokasi pembangunan Monumen Tugu Bahasa Nasional di Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang dikarenakan Pulau Penyengat merupakan tempat berkumpulnya para tokoh yang peduli dengan Bahasa Melayu dan melahirkan berbagai karya tentang bahasa dan sastra. Salah satunya Gurindam 12 karya Raja Ali Haji sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *