Infotoday.id. Lingga- Sejak berdiri pada 22 Juli 2018, SMA Negeri 1 Kepulauan Posek belum memiliki nomor Gugus Depan Gerakan Pramuka. Menimbang hal tersebut, Sugeng Pujiarto selaku Kepala Sekolah berinisiatif menghidupkan kegiatan kepramukaan melalui ekstrakurikuler.
Pertimbangan lain kepala sekolah adalah Kegiatan kepramukaan menjadi ekstrakurikuler wajib berdasarkan pada Permendikbud nomor 63 Tahun 2014. Salah satu bunyi lampiran I pada point 7 Permendikbud tersebut dikatakan bahwa ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti leh seluruh peserta didik, kecuali nagi Peserta Didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
Pada pelaksanaannya, kegiatan pramuka dibagi menjadi 3 model, yaitu Model Blok, Aktualisasi, dan Reguler. Model Blok kegiatan prauka dilaksanakan di awal tahun bersama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), bersifat wajib, terjadwal, menggunakan penilaian umum. Model Aktualisasi wajib dilaksanakan secara rutin, terjadwal, menggunakan penilaian formal bagi peserta didik, Model Reguler merupakan kegiatan pramuka yang bersifat sukarela dikembangkan sesuai bakat dan kemampuan peserta didik, sebab model ini didasarkan pada minat peserta didik untuk memperdalami keahliannya melalui uji Kecakapan khusus dan sepenuhnya di kelola Gugus Depan.
Berlatar potensi dasar peserta didik SMA Negeri 1 Kepulauan Posek, Kak Sugeng, selaku Kamabigus di sekolah tersebut mencoba menghidupkan kegiatan kepramukaan di sekolahnya.
Langkah awal yang dilakukan melalui rapat guru bersama orangtua siswa dan dihadiri Komite Sekolah membahas kegiatan pramuka bersama dengan tema Kemah Silaturahmi bersama pangkalan Gugus Depan yang ada di Pulau Panjang Desa Busung Panjang Kecamatan Kepulauan Posek. Bermodal persetujuan guru, orangtua dan komite tersebut, maka melalui Pembina Putra dan Putri, menginstruksikan untuk mengirimkan Surat Pemberitahuan kepada Ketua Kwartir Ranting Kepulauan Posek, Kak Adityawarman atau yang dikenal dengan nama Pak Maman, Kepala Desa, Mengirimkan surat permohonan latihan gabungan ke Kepala Sekolah dan Pembina di SDN 003 Kepulauan Posek dan SMPN 1 Kepulauan Posek.
Surat Permohonan tersebut direspon baik oleh kepala sekolah dengan menyatakan kesiapannya bergabung pada kegiatan kemah yang ditaja SMA Negeri 1 Kepulauan Posek. Tak lupa, Kak Sugeng juga menyuruh Pembina Pramukanya untuk menyurati beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemerhati pendidikan dan pramuka untuk bersedia menghadiri upacara pembukaan.
Pada Hari Jumat Siang (11/2) kegiatan Perjusami dimulai dengan Upacara Pembukaan dan dihadiri Pembina pangkalan yang bergabung. Kak Japri selaku Pembina upacara menyampaikan amanatnya bahwa
melalui pendidikan pramuka, peserta didik dibentuk karakter keagamaan, tanggungjawab, mandiri, percaya diri, dan lain-lainnya. Adek-adek Penegak dan Penggalang SD dan SMP agar saling menjaga kekompakan selama kegiatan, imbuhnya. Pada upacara pembukaan juga dihadiri ketua Kwaran Kepulauan Posek, Kak Adityawarman.
Antusias masyarakat terlihat dari ramainya orang yang berdiri di halaman sekolah. Bahkan sampai berdesakan di arah tangga masuk sekolah hanya untuk sekedar melihat berlangsungnya upacara pembukaan kemah tersebut. Sampai upacara pembuakan selesai, masyarakat masih berkumpul di halaman sekolah. Mereka selanjutnya melihat kegiatan peserta didik yang membangun tenda ambalan dan regu.
Kak Sugeng sangat bersyukur dengan antusias masyarakat menyambut kegiatan perjusami yang pertama kali silakukan sejak berdiri 4 tahun yang lalu. Ketiadaan jaringan listrik di sekolah bukan menjadi halangan sekolah untuk mengadakan kegiatan yang sudah mendapatkan persetujuan orang tua dan komite. Ditambah lagi, saat ini sedang sulit menemukan Pertamax untuk menghidupkan genset sekolah.
Mengetahui kondisi penerangan malam di sekitar lokasi perkemahan, hanya beberapa lampu emergency di sekitar tenda, spontan masyarakat sekitar secara memasang kabel listrik ke salah satu rumah penduduk yang terdekat dengan sekolah. Tidak hanya itu, masyarakat juga meminjamkan lampu aki untuk membantu penerangan beberapa sudut lokasi kemah yang dianggap mereka rawan. Bahkan ada salah satu ketua RW yang bersedia meminjamkan mesin dompeng untuk membantu penerangan selama perjusami berlangsung. Namun karena dirasa penerangan sudah memadai, maka mesin dompeng urung diangkut ke halaman sekolah.
Bukan hanya itu, salah seorang RW menyumbang kayu dan ban mobil untuk api unggun secara sukarela. Tidak mau mengecewakan masyaraat yang antusias menyokong kegiatan Perjusami, kepala sekolah bersama Pembina putra dan putri, memaksimalkan kegiatan sesuai jadwal yang sudah disusun. Malam sebelum prosesi api unggun, diputarkan film-film kepramukaan dan sosiodrama di halaman sekolah. Memanfaatkan satu proyektor yang dimiliki sekolah dan triplek sebagai layarnya, peserta kemah duduk bersila di tanah halaman sekolah.
Masyarakat yang sudah menunggu penyalaan api unggun pun berbaur menonton film-film kepramukaan yang ditayangkan selama satu setengah jam tersebut. Gelak tawa terkadang terdengar kala menonton film sosiodrama. Antusias masyarakat makin nampak saat prosesi penyalaan api unggun pada malam Minggu yang dimulai pukul 21.20 WIB.
Prosesi api unggun yang ditambahkan menggunakan 16 kembang api luncur disusun melingkar dihadapan para peserta yang sudah berdiri membentuk lingkaran mengitari kayu api unggun. Selama prosesi upacara penyalaan api unggun, semua lampu dimatikan. Nyala lilin yang beralaskan piring diletakkan dihadapan setiap peserta. Suasana menjadi syahdu, apalagi pembacaan protocol menggunakan model berpuisi.
Penyalaan api unggun dimulai dengan pembacaan Dasadarma pramuka oleh 10 petugas pembawa obor. Melalui tali goni panjang yang sudah direndam bensin api merembet kearah kayu api unggun, lalu diikuti lemparan obor oleh petugas Dasadarma dan penyalaan kembang api luncur yang dibentuk melingkar. Suasana menjadi riuh oleh suara letupan kembang api yang bertubi-tubi. Acara belum selesai sampai di situ. Pentas seni setiap regu dan sangga makin membuat meriah suasana malam Minggu.
Malam itu, kegiatan diakhiri pemutaran film Melayu, Bujang Lapok. Kegiatan Minggu pagi (13/2) lalu itu dimulai dengan ibadah Solat Subuh berlanjut kegiatan senam Anak Kepri. Setelah MCK, peserta melakukan kegiatan heiking yang harus melewati 5 pos setiap regu dan sangga. Pukul 14.30 Upacara Penutupan dipimpin Kak Silmy selaku Pembina Putri
Oleh Sugeng Pujiarto, Kepala Sekolah SMAN 1 Kepuluan Posek