Oleh: Suyono Saeran
INFOTODAY.ID. OPINI. Menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika memulai sebuah pekerjaan langsung dihadapkan pada persoalan yang menggunung. Itu yang dialami H. Ansar Ahmad SE MM ketika pertama kali dilantik sebagai Gubernur Kepulauan Riau tiga tahun yang lalu tepatnya pada 25 Februari 2021. Situasi Kepulauan Riau saat itu sedang tidak baik-baik saja. Berbagai masalah muncul seperti benang ruwet yang perlu penguraian secara hati-hati agar berbagai persoalan yang muncul bisa dicarikan penyelesaian dengan baik.
Kita ketahui bersama awal tahun 2021 merupakan masa-masa sulit bagi hampir seluruh daerah di Indonesia. Pandemi Covid-19 yang mewabah di semua kalangan masyarakat menjadi pemicu persoalan yang muncul di semua sektor kehidupan. Tidak hanya di bidang kesehatan masyarakat, Covid-19 yang merenggut nyawa jutaan masyarakat Indonesia ikut memukul sektor industry, dunia investasi, ketenagakerjaan, dan sektor lainnya. Implikasinya tentu berimbas pada semua indikator makro baik di Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Kepulauan Riau sendiri saat itu juga mengalami hal yang sama. Hal ini bisa kita lihat hampir di semua indikator makro menunjukkan angka yang negatif bahkan ekstrem. Ambil contoh indikator makro di tingkat pertumbuhan ekonomi yang awal tahun 2021 kita mengalami kontraksi di minus 3,80 persen dengan tingkat inflasi 1,18 persen. Indikator lainnya juga menunjukkan hal yang sama.
Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah masyarakat miskin Kepri mencapai 142.611 jiwa yang meningkat cukup signifikan disbanding tahun 2019 yang hanya 131.966 jiwa. Faktor Covid-19 yang menyebabkan banyaknya dunia usaha yang tutup juga berpengaruh kuat terhadap angka pengangguran di Kepulauan Riau saat itu. Data BPS merilis sampai Agustus 2020 angka pengangguran terbuka mencapai 10,34 persen.
Di tengah persoalan yang menggunung tersebut, Gubernur Ansar Ahmad langsung tancap gas. Berbagai masalah satu persatu dicarikan solusi dengan merangkul seluruh kekuatan yang ada di kalangan masyarakat. Kolaborasi yang melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), BUMN, sektor swasta, organisasi kemasyarakat, partai politik, tokoh masyarakat, mahasiswa, tokoh agama dan lainnya menjadi kata kunci untuk membantu berbagai persoalan yang muncul di Kepulauan Riau akibat dari mewabahnya Covid-19.
Kebijakan yang berani, serius, kerja keras dan konsisten menjadi sebuah keniscayaan yang menjadi pintu keluar bagi Kepulauan Riau dari pandemic Covid-19 yang memukul di semua sektor kehidupan. Dan kita semua tahu akhirnya Kepri bisa mengatasi persoalan pandemic Covid-19 dengan baik. Bahkan Kepri dinobatkan sebagai daerah dengan capaian terbaik se Pulau Sumatera dalam menangani pandemic Covid-19 dan mendapatkan penghargaan yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Ansar Ahmad di Jakarta.
Tidak hanya itu, kerja Gubernur Ansar Ahmad yang siang malam dan tidak mengenal waktu pelan namun pasti akhirnya bisa menyelesaikan persoalan satu persatu. Hal ini bisa dilihat dari indikator makro Kepulauan Riau tahun 2021 yang mengalami kenaikan sangat signifikan. Angka pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya minus 3,80 persen pada tahun 2021 naik menjadi 3,43 persen. Angka ini juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yakni 5,09 persen tahun 2022 dan tahun 2023 angka pertumbuhan ekonomi Kepri naik menjadi 5,20 persen.
Begitu juga angka inflasi juga terus mengalami penurunan yang signifikan dalam setiap tahunnya. Tahun 2022 angka inflasi Kepri secara year on year mencapai 5,83 persen, tahun 2023 turun menjadi 2,76 persen dan sampai September 2024 kembali turun menjadi 2,53 persen.
Di indikator produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku juga terus mengalami kenaikan yang cukup tajam. Tahun 2021 PDRB Kepri 131,88 juta, tahun 2022 naik menjadi 145,58 juta dan tahun 2023 naik lagi menjadi 154,18 juta. Sementara PDRB per kapita atas dasar harga konstan juga mengalami trend yang terus positif yakni tahun 2021 sebesar 86,58 juta naik menjadi 89,64 juta pada tahun 2022 dan tahun 2023 naik lagi menjadi 92,93 juta.
Meski realisasi investasi baik modal asing maupun dalam negeri dari tahun ke tahun selama kepemimpinan Ansar Ahmad di Kepulauan Riau mengalami kecenderungan fluktuatif yakni 25,01 triliyun (2021), 18,19 triliyun (2022) dan 20,16 triliyun (2023) namun dari sisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dari data BPS tahun 2021 pertumbuhan UMKM Kepri mencapai 29,87 persen naik menjadi 29,95 persen di tahun 2022 dan tahun 2023 naik lagi cukup tajam di angka 35,46 persen.
Di sektor kunjungan wisatawan ke Kepulauan Riau sempat terpukul tahun 2021 akibat imbas pandemi Covid-19 yang hanya 3.103 orang wisatawan yang datang ke berkunjung. Saat itu kebijakan pembatasan orang bepergian menyebabkan anjloknya kunjungan wisatawan. Namun persoalan ini tidak berlangsung lama karena setelah pandemi bisa teratasi geliat pariwisata Kepri kembali bangkit. Hal ini tergambar dari jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestic ke Kepri tahun 2022 yang mencapai 758.154 jiwa dan naik menjadi 1.530.899 orang wisatawan pada tahun 2023.
Hal yang sama juga terlihat dari indeks pembangunan manusia (IPM) Kepri yang juga terus naik dan selalu di atas rata-rata IPM Nasional yakni 77,87 pada tahun 2021, 78,48 tahun 2022 dan 79,08 tahun 2023. Bahkan IPM Kepri terbaik ke tiga secara nasional setelah Jakarta dan Yogyakarta.
Pencapaian yang membanggakan juga terukir pada penurunan angka pengangguran terbuka di Kepulauan Riau. Secara nasional Kepulauan Riau mengalami penurunan angka pengangguran terbuka terbesar ke dua dari seluruh Provinsi di Indonesia. Secara prosentase angka pengangguran terbuka di Kepri tahun 2021 mencapai 10,12 persen turun menjadi 8,23 persen di tahun 2022 dan turun lagi di level 7,21 persen di tahun 2023 dan sampai September 2024 angka pengangguran terbuka di Kepri turun drastis di angka 6,68 persen.
Sementara angka kemiskinan di Kepulauan Riau juga mengalami kecenderungan penurunan seiring makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Pada Maret 2021 angka kemiskinan di Kepri mencapai 6,12 persen dan turun menjadi 5,37 persen pada Maret 2024.
Untuk angka indeks kerukunan umat beragama juga naik bahkan Kepri pernah menjadi daerah dengan indeks kerukunan umat beragama terbaik secara nasional pada tahun 2022 dengan capaian 8,78 point dan tahun 2023 turun sedikit menjadi 83,58 point tetapi masih terbaik ke dua secara nasional.
Di sisi lain seperti indeks sistem merit Provinsi Kepri juga mengalami trend yang positif. Tahun 2021 tercatat 296,50 point, tahun 2022 meraih 314,00 point dan tahun 2023 dinobatkan sebagai daerah yang sangat baik dengan pencapaian 350,50 point.
Begitu juga untuk realisasi rasio elektrifikasi yang dari tahun ke tahun terus meningkat karena makin banyaknya daerah-daerah dan wilayah-wilayah di Kepri yang tersambung dengan listrik PLN. Tahun 2021 rasio elektrifikasi Kepri mencapai 94,50 persen naik menjadi 96,32 persen di tahun 2022 dan tahun 2023 rasio elektrifikasi Kepri berhasil tembus 97,99 persen. Gubernur Ansar Ahmad yang menggandeng PT PLN (Persero) bersama sektor swasta terus berkomitmen seluruh wilayah Kepulauan Riau terang benderang dialiri listrik PLN.
Dengan berbagai pencapaian yang telah diraih sehingga sangat wajar kalau Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meraih berbagai penghargaan dari pemerintah pusat. Kerja keras telah ditunjukkan. Komitmen yang kuat dalam membangun Kepulauan Riau juga sudah dirasakan oleh masyarakat secara luas.
Meski di awal pemerintahannya dihadapkan berbagai persoalan yang sangat dilematis tapi nyatanya bisa dilalui dengan baik dan mampu meraih berbagai pencapaian yang sangat mencengangkan. Tidak ada yang tidak bisa diraih kalau ada kesungguhan, keseriusan dan kerja keras. Walau bermula banyak masalah di lapangan toh akhirnya dapat meraih manisnya buah dari sebuah perjuangan.
Karena Gubernur Ansar Ahmad berkeyakinan tidak ada kerja yang sia-sia dan hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. Apa yang diraih hari ini karena melalui sebuah upaya yang tidak pernah berhenti. Harapan masyarakat tentu pembangunan Kepulauan Riau harus terus dilanjutkan menuju Kepri yang maju, makmur dan merata bagi seluruh masyarakat di seluruh negeri.
Penulis adalah ujung tombak Ansar Ahmad