INFOTODAY.ID – Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era digital kini terus berkembang dan
banyak mendapatkan perhatian dari publik khususnya masyarakat modern. Hampir seluruh
aktivitas masyarakat saat ini banyak bergantung pada kemajuan teknologi yang menghadirkan
berbagai kemudahan dalam mengakses informasi secara cepat dan luas. Maka tidak dipungkiri
jika internet dan new media menjadi bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
media yang sering menjadi wadah atau tempat favorite bagi masyarakat modern dalam menjalin
interaksi virtual adalah media sosial.
Saat ini media sosial telah menjadi gaya hidup. Semua orang, tidak pandang usia, terhubung dan
berkomunikasi menggunakan media sosial (medsos) dalam berbagai platform. Pengguna dengan
sangat leluasa mendapatkan dan berbagi informasi ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat
singkat. Sayangnya, tidak sedikit terjadi penyalahgunaan medsos yang berujung pada jerat
hukum sebagai konsekuensi dari penyebaran informasi tanpa memperhatikan kaidahkaidah etika.
Di medsos, setiap orang dapat menjadi editor untuk dirinya sendiri dan segera melempar konten
pribadi kepada siapa pun. Ketiadaan editor ahli pada medsos menyebabkan kecepatan
penyebaran informasi benar-benar real time. Hanya melalui sentuhan jari di atas handphone, apa
yang dipikirkan dan dirasakan penggunanya langsung dapat diunggah atau disebarkan. Medsos
telah menciptakan lingkungan yang sangat berbeda dalam berkomunikaksi dan berinteraksi. Di
sisi lain, menyisakan problem etis ketika pegiatnya tidak mengindahkan etika dan tata krama
dalam bermedia sosial.
Selain itu kemudahan media sosial sebagai saluran komunikasi di era digital juga telah
membawa banyak dampak perubahan besar pada pola interaksi masyarakat yang kini terkesan
sangat bebas dan lepas kontrol. Para pengguna media sosial saat ini memiliki kecenderungan
untuk membagikan apa saja di jagat maya tanpa memperhatikan etika komunikasi apakah pesan
yang dibagikan dapat menimbulkan dampak postif maupun negatif.
Sering kali kita menemukan konflik yang terjadi di media sosial akibat krisis etika
berkomunikasi oleh masyarakat saat membagikan atau menuliskan komentar tertentu pada suatu
isu yang sedang berkembang di jagat maya. Tak jarang kata-kata dan tulisan yang bernada
kebencian, caci maki, penghinaan hingga cyber bullying kerap kali ditemukan pada berbagai isu
krusial seperti masalah politik hingga masalah Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA)
yang dikirimkan oleh pengguna media sosial secara bebas dan tak terkendali.
Hari ini jaringan sosial menjadi platform pilihan bagi hacker dan pelaku kejahatan lain untuk
berperilaku antisosial. Media ini menawarkan volume data/informasi yang besar, dari tanggal
lahir, tempat tinggal, tempat kerja, bisnis, informasi tentang keluarga, hingga kegiatan pribadi
lainnya. Di banyak kasus, pengguna medsos sering secara tidak sengaja mengungkapkan
informasi yang dapat menjadi berbahaya dan tidak pantas. Mengumbar kegiatan pribadi dan
profesional secara berlebihan di medsos dapat memiliki implikasi negatif jangka panjang bagi
masa depan seseorang. Melindungi privasi dalam komunitas jaringan hari ini menjadi tantangan
besar. Medsos memang seperti pisau bermata dua. Di satu sisi dapat dipergunakan sebagai sarana
menyambung silaturahim. Merajut kembali persahabatan yang lama terputus. Namun, dapat pula
menimbulkan permusuhan tajam. ‘Perang’ terbuka dengan sumpah serapah yang meluncur tanpa
kendali sering kita saksikan berseliweran di dunia maya. Tampaknya etika bermedia sosial
semakin lama semakin penting untuk mendapat perhatian serius para pegiatnya.