Hanya saja, saat ditanya mengapa UMRAH melakukan pembangunan saat pemerintah pusat melakukan refocusing selama pandemi dan membatalkan mayoritas pembangunan fisik, Agung mengaku, pembangunan batu miring itu yang dilakukan karena bagian dari pemeliharaan dan mendesak.
Saat pembangunan berlangsung mayoritas mahasiswa UMRAH belajar secara online hingga jalannya pembangunan tidak diketahui mahasiswa. Hanya saja para dosen selama pendemi diminta untuk tetap ke kampus dan secara tidak sengaja melihat jalannya pembangunan batu miring tersebut.
“Saat pembangunan beberapa rekan sudah mengingatkan bagian pengadaan barang selaku petugasnya untuk memikirkan kembali kontruksinya. Saya melihat tidak ada tulang yang menyangga batu miring itu. Hanya batu-batu besar yang disusun lalu di semen. Ini kampus terbesar di Kepri. Mestinya pembangunan di kampus negeri menjadi contoh pembangunan proyek fisik,” ujar seorang staf di UMRAH.