BatamHeadlineTerkini

Dilarang Impor Pakaian Bekas, DPW APKLI Kepri Minta Pemda Pikirkan Nasib Pedagang

×

Dilarang Impor Pakaian Bekas, DPW APKLI Kepri Minta Pemda Pikirkan Nasib Pedagang

Sebarkan artikel ini
Ketua DPW Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Provinsi Kepulauan Riau, Jafrizal Sofyandi

Infotoday.id – Pakaian bekas sangat diminati warga Batam, hal ini terlihat banyaknya pedagang pakaian bekas di setiap sudut Kota Batam.

Pakaian bekas Branded ini dikirim dari Singapore, bukan hanya warga Batam saja yang jadi peminat, namun banyak juga pembeli dari luar Batam, seperti Tanjungpinang, Bintan dan juga dari wilayah lain.

Selain pakaian Branded, harganya juga terjangkau, sehingga masyarakat diuntungkan serta membangkitkan usaha kecil dan menengah (Mikro).

Namun pakaian bekas yang masuk ke Batam terbentur dengan aturan. Impor pakaian bekas dianggap ilegal.

Kementerian Perdagangan menegaskan semua barang bekas yang masuk ke Tanah Air adalah ilegal lantaran masuk ke dalam larangan terbatas (lartas), dan harus dimusnahkan.

Barang-barang bekas yang diatur bisa diimpor dalam keadaan tak baru atau bekas ada dalam Permendag Nomor 25 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Kebijakan Dan Pengaturan Impor.

Terkait hal ini, Ketua DPW Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Provinsi Kepulauan Riau, Jafrizal Sofyandi menanggapi atas larangan masuknya pakaian bekas ke Batam. Dia mengatakan, pemerintah seharusnya mendukung pedagang pakaian bekas ini, selain harga yang terjangkau oleh masyarakat Batam, juga membangkitkan usaha kecil dan menengah.

“Banyak pedagang yang mengeluh karena barang tidak bisa masuk, sangat disayangkan atas aturan ini. Pedagang pakaian bekas atau desebut pedagang seken ini bergantung hidupnya dengan berjualan, kalau barang tidak masuk, bagaimana mereka mau kasih makan keluarga mereka,” ujar Jafrizal kepada awak media ini, Kamis (25/05/2023).

Jafrizal Sofyandi berharap, agar pemerintah Kota Batam ataupun instansi terkait membuat aturan agar pakaian bekas ini bisa masuk ke Batam, agar perekonomian di bidang usaha kecil dan menengah bisa bangkit dan masyarakat kecil juga terbantu atas harga barang di Batam ini.

“Saya tinggal di Batam ini sudah 20 tahun lebih, dari dulu pakain bekas atau pakaian seken ini sudah ada dan laris diperjual belikan. Bahkan banyak masyarakat dari luar Batam yang sengaja datang ke Batam hanya membeli pakaian seken. Artinya, pedagang seken ini harus dikembangkan dan diberikan ruang, agar perekonomian meningkat,” ungkapnya.

Jafrizal Sofyandi juga menyampaikan, desakan agar pemerintah Kota Batam memperbolehkan masuknya pakaian seken, dan meminta agar dibuatkan aturan khusus untuk pakaian seken ini.

“Kami dari APKLI Provinsi Kepri, meminta kepada Pemerintah Provinsi Kepri dan terkhusus Pemerintah Kota Batam ataupun instansi terkait yang menpunyai wewenang atas impor barang ke Batam, agar dibuatkan aturan khusus tentang impor pakain seken, hal ini demi kelangsungan hidup pedagang kecil dan usaha kecil menengah,” tegas Jafrizal.

(Ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *