Infotoday.id – Puluhan masyarakat, kelompok jasa konstruksi, ormas dan LSM dari Tanjungpinang mendatangi kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Kepri di Kota Batam, Kamis (4/5) siang.
Mereka yang datang tersebut merupakan masyarakat dari Pulau Penyengat, Kampung Bugis, Senggarang, Kota Tanjungpinang bersama kelompok jasa konstruksi di Kepri tersebut menyoroti sejumlah proyek yang mangkrak dan amburadul bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sejumlah proyek-proyek itu dinilai masyarakat merupakan “bangkai” karena telah merugikan keuangan negara senilai puluhan bahkan ratusan miliar rupiah. Selain itu masyarakat juga menyoroti dugaan mafia sejumlah proyek.
Andi Cori selaku masyarakat jasa konstruksi menyampaikan laporan dan data tertulis terkait amburadulnya sejumlah proyek dari APBN di wilayah Kepri ke Kepala BP2JK setempat, Fani Dhuha.
Di depan Kantor BP2JK di Batam, Cori meminta kepada Fani Dhuha memaparkan adanya sejumlah kejanggalan dari mulai proses pelelangan hingga pelaksanaan proyek.
“Kami banyak memiliki bukti dan data. Kalau bapak-bapak tidak percaya, silahkan datang ke Tanjungpinang dan lihat langsung sejumlah proyek APBN yang amburadul. Kalau perlu saya biayai bapak datang ke Tanjungpinang,” tegas Cori.
LSM dan Ormas juga menyebut adanya dugaan mafia proyek APBN yang diduga diakomodir oleh seseorang berasal dari Surabaya bernama Taufik dengan membawa sejumlah bendera perusahaan luar Kepri untuk memenangkan proses pelelangan hingga pelaksanaan proyek.
“Sejak tahun 2017 berturut-turut tiap tahunnya hingga 2023, orang yang memenangkan proyek bersumber APBN tersebut masih tetap orang yang sama meskipun sejumlah proyek yang dikerjakan gagal. Tapi tiap tahun masih tetap orang yang sama dimenangkan dalam proses pengerjaan. Kenapa ini bisa terjadi, kalau tidak ada apa-apanya alias KKN, semuanya tidak terlepas dari Kantor BP2JK ini,” papar Cori.
Menurut penyampaian kontraktor, LSM dan warga penyengat, senggarang dan Kampung Bugis, seorang pria bernama Taufik, diduga merupakan pelaku utama yang memboyong sejumlah perusahaan konstruksi di Kepri. Tujuannya untuk menggarap proyek fisik yang dinilai gagal.
Cori dalam menyebut sejumlah proyek di Tanjungpinang, Anambas dan Natuna dikerjakan perusahaan asal Jakarta dan Surabaya kuat dugaan dibawa oleh Taufik.
“Karena informasi yang kami dapat bahwa T ini membawa belasan perusahaan dari Jakarta dan Surabaya khususnya,” tegas Andi.
Sejumlah proyek konstruksi yang dikerjakan perusahaan asal Jakarta dan Surabaya itu diantaranya Pengerjaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Senggarang Kampung Bugis senilai Rp34 miliar.
Penataan Perumahan Kumuh di Pulau Penyengat Rp15 Miliar tidak tuntas. Ruang Kelas Baru (RKB) di Universitas Maritim Raja Ali Haji senilai Rp32 miliar, Pembangunan Dermaga di Kabupaten Kepulauan Anambas dan Natuna senilai Rp43 miliar dan Rp75 miliar, dinilai tak tuntas.
Bahkan pelaku usaha konstruksi, warga dan LSM menyebut salah satu perusahaan yang dibawa Taufik untuk pengerjaan proyek Jembatan Kampung Bugis, Tanjungpinang terlibat kasus korupsi.
Kejari Tanjungpinang pada Desember 2022 menetapkan 4 tersangka dugaan korupsi Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Senggarang Kampung Bugis, Tanjungpinang lantaran tak sesuai spesifikasi.
Taufik kembali beraksi dengan mendatangkan kembali perusahaan untuk menggarap pekerjaan proyek APBN di Pulau Penyengat.
Oleh karena itu warga meminta agar BP2JK benar-benar mengawasi proyek APBN di Kepri yang dikerjakan perusahaan-perusahaan asal Jakarta dan Surabaya tersebut.
“Kami minta agar bapak-bapak di Kantor BP2JK dapat menseleksi kembali dan teliti dalam proses penjaringan penyedia jasa kontruksi ini. Jangan sampai membangun asal-asalan di daerah yang kita cintai ini,” ucap Cori.
Kepala KP2JK Kepri, Fani Dhuha, siap menampung aspirasi warga, LSM dan masyarakat jasa konstruksi yang mengadukan persoalan itu ke pihaknya.
Dia mengaku belum mengetahui persoalan tersebut namun berjanji kedepan lebih teliti serta mengawasi serius setiap proyek dibawah pengawasannya.
“Saya berterimakasih atas masukan dari bapak sekalian. Kedepan akan lebih teliti lagi untuk mengawasinya,” tutur Fani.
(dar)