HeadlineHukrimKepriTerkiniTrend

Joget Dangkong Warisan Budaya Tak Benda Masyarakat Melayu

×

Joget Dangkong Warisan Budaya Tak Benda Masyarakat Melayu

Sebarkan artikel ini
Tarian Kebudayaan Masyarakat Melayu, Joget Dangkong, (Foto: Istimewa)

Penulis: Feliscia Duta Suara

TANJUNGPINANG – Joget Dangkong merupakan salah satu tarian kebudayaan masyarakat Melayu yang berasal dari Kepulauan Riau. Kebudayaan ini popular kira-kira sejak masa pemerintahan kerajaan Melayu Bintan, Riau-Lingga, hingga pada era tahun 1960-an yang mana nama Joget Dangkong berasal dari efek bunyi iringan tarian. Instrumen Joget Dangkong terdiri dari biola, gendang, tawak, akordeon. Dang berasal dari efek bunyi gendang, sedangkan kong efek bunyi dari tawak.

Joget Dangkong secara data tumbuh dan berkembang di Moro, Kabupaten Karimun. Namun, walaupun berasal dari Karimun data pusat menetapkan Joget Dangkong termasuk budaya yang mewakili Provinsi Kepri. Joget Dangkong terdahulu merupakan seni kerakyatan dan wahana pergaulan rakyat yang tercipta karena kebiasaan masyarakat setempat.

Balai Pelestarian Nilai Budaya (Kepri) Pamong Budaya Seni, Nanda Darius, mengatakan pada zaman dahulu Joget Dangkong umumnya hanya diperagakan oleh anak muda dan juga usia belia. Pada masa sekarang banyak sekali pertunjukan Joget Dangkong yang romantica, para penari tua ikut turun karena kerinduan menari Dangkong saat masih muda. Makna Tari Dangkong sudah berbeda, dahulu tarian ini adalah seni pergaulan masyarakat dan pada masa sekarang Tari Dangkong dijadikan tari tontonan masyarakat.

“Joget Dangkong diangkat dari Dansa Dansi Walk Portugis pada zaman penjajahan kolonial. Joget Dangkong ini bisa lahir dari dansa dansi Portugis karena dulu orang-orang Portugis menginginkan hiburan”, jelasnya.

Menurut identifikasi yang kedua Joget Dangkong memang berasal dari kebiasaan pesisir pada zaman lanun. Sebagai sarana hiburan saat kapal-kapal kolonial singgah untuk melakukan perdagangan.

Disamping sebagai penghibur mereka juga digunakan oleh istana untuk menjadi mata-mata guna mencari informasi dari musuh-musuh sehingga kesultanan bisa mengetahui rute lanun dan bagaimana cara menaklukan sesuatu yang tidak bisa dikalahkan oleh kesultanan.

“Kami sudah beberapa kali merevitalisasikan Joget Dangkong, pada waktu Festival Jalur Rempah kami mengajukan Joget Dangkong sebagai warisan budaya tak benda. Pada saat Festival Jalur Rempah Saya sebagai sutradara bersama tim merevitalisasi Joget Dangkong dengan mengambil latar belakang sejarah Melayu dan penari Dangkong”, ujar Nanda Darius.

Perlombaan Joget Dangkong biasanya diadakan oleh pemerintah Kota ataupun Provinsi. Badan Pelestarian Nilai Budaya dalam merevitalisasi kelestarian Joget Dangkong mereka menggunakan wahana yang berbeda melalui musical, belajar bersama maestro dan menumbuhkan komunitas Joget Dangkong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *